;



UNTUK CLOSE : KLIK LINK IKLAN DI BAWAH 1 KALI AGAR MELIHAT FULL ARTIKEL ^^


Senin, 25 Agustus 2008

Mini Notepad aplikasi mini teman ngeblog

Senin, 25 Agustus 2008

Mini Notepad, aplikasi mini untuk nge-blog via hp.

Awalnya saya ngiler kepingin punya laptop ber-wifi supaya bisa leluasa mencari hot-spot dan gratis ng-internet. Di rumah ada PC, tapi jam ngenét terbatasi oleh aktivitas di rumah, istri saya ngambeg kalau saya kencan dengan blog saya.
Tapi laptop juga mahal dan rentan. Kemudian saya ngiler lagi melihat XPERIA X1 -nya Sony Ericsson, yang tak juga keluar itu, padahal skitar 6 bulanan lalu dah di pajang d website resminya. Kemudian liat OMNIA-nya Samsung..., péh! jadi tambah kemucur mulut saya. Sayang harganya belum juga jelas berapa, mungkin di kisaran 5-8 juta gitu. Kemudian kemarin saya liat iklan LG KT610. Sepertinya menjanjikan. Harga di kisaran 3,5 juta. Tapi minus wi-fi, wah jadi ga sreg.

Setelah saya timbang-pikir-renungkan, sebenarnya saat ini yang paling saya butuhkan adalah device yang memungkinkan untuk ngolah teks untuk nge-blog. Laptop, xperia dan omnia terlalu muluk-lah, musti mikirin susu anak juga nich. Yang sekarang saya pakai cuma SE K510 yang sulit di pakai posting karena tidak ada aplikasi bawaannya yang memudahkan ngedit.
Saya menemukan Mini Notepad di wap.getjar.com yang selalu jadi tujuan pertama saya kalau butuh aplikasi gratis buat k510 saya.
Mini Notepad sangat kecil, hanya 4 kb. Tampilanya sederhana dan ringkas. Tidak neko-neko.
Silahkan aja coba aplikasi ini dan ngeblog lewat hp mu. Postingan ini saya ketik sampai kiyu paké Mini Notepad loh.

NAMA ANDA - 20.51

Jumat, 22 Agustus 2008

Bali dan Lombok, pilih mana ya?

Jumat, 22 Agustus 2008


Beberapa waktu yang lalu, saya, bersama teman-teman dari tempat saya bekerja, diberi
kesempatan untuk dolan-nglencer-pelesir ke Bali dan Lombok. Lumayan memuaskan juga melelahkan. Kami berangkat hari Senin, 28 Juli, dan kembali ke Malang hari Jumat pagi tanggal 1 Agustus.
Acara ini kami lakukan dengan tujuan untuk mempererat hubungan kami, yang meskipun berada di bawah satu yayasan, tetapi terbagi menjadi lima unit kerja. Jadi meskipun setiap hari kami berada di satu tempat dalam radius 400 meteran tapi tetap saja kami tidak bisa benar-benar 'bertemu.'
Terima kasih. Hehe ....

Awalnya kami sangat bersemangat dengan rencana besar itu. Bali dan Lombok dalam satu minggu, ..., wah, asyik nich. Meski beberapa dari kami sebenarnya agak enggan dengan dengan Bali. Hampir 80%an dari kami pernah berurusan dengan Bali. Sepertinya Lombok memberikan harapan tersendiri. Apakah dia memang se-eksotis itu?

Kami langsung menuju Lombok dan melewati Bali dalam kegelapan mata kami masing-masing -tidur!!! Ketapang Gilimanuk bisa kami tempuh dalam 45 menit. Tetapi Padang Bai ke Lembar butuh 4 jam.

Angin yang lumayan keras membuat sebagian besar dari kami memilih menghabiskan waktu dengan mencoba tidur lagi di dalam fery yang sumuk puol! Saya memilih untuk tidur di dek, meski angin dan dingin sangat mengganggu. Terima kasih Ibu Nike - kopinya.

Kesan pertama yang hinggap di otak saya tentang Lombok adalah kotor. Kalo dibandingkan dengan kota-kota lain di luar Jawa, kota-kota di Lombok terlihat kumuh. Pada 1999 saya pergi ke Samarinda dan Balikpapan yang kalo di bandingkan dengan Mataram yang sekarang mungkin sepadan besarnya. Dan, ya itu tadi, kotor. Saya jadi heran, kota sebegini kecil, yang kalau di Jawa cuman kota kabupaten, kog kotor sekali. Sungai-sungai kecil di tengah kota pada banjir sampah dengan air yang mungkin hanya datang dari rumah-rumah penduduk. Keadaan di pedesaannya lebih baik dan relatif bersih.

Menurut guide yang memandu kami, penduduk Lombok memang agak sulit kalau urusan rumah dan penataannya, tetapi sangat antusias untuk urusan membangun masjid. Jadi jangan heran kalau anda melihat rumah-rumah penduduk yang kumuh mengelilingi bangunan masjid yang megah dan besar.

Setelah dua hari penuh kami mengunjungi tempat-tempat wisata di Lombok, pada Rabu petang kami bertolak ke Bali. Meleset dari perkiraan kami semula. Ini memakan waktu hampir 6 jam perjalanan. Kami langsung mengantri kunci kamar hotel. Seharian tidak mandi membuat kami jadi tidak mood untuk bicara. Jadi agak lucu, karena setiap pertanyaan hanya dijawab dengan angguka atau gelengan kepala.

Kamis pagi kami mulai menyusuri Bali. Saya tulis menyusuri karena memang waktu yang terpakai di jalan lebih panjang dibanding waktu yang kami habiskan di tempat-tempat tujuan kami itu. hehe....
Satu hal yang pada kunjungan saya sebelumnya tidak sempat saya amati adalah petak-petak
sawahnya. Jika saya bandingkan dengan petak-petak sawah di Jawa, petak-petak sawah di Bali cenderung mempunyai ukuran yang lebih kecil. Petani sawah di Jawa cenderung membuat petak sawah yang luas untuk menghemat lahan dengan memperkecil jumlah dan luas pematang. Sementara di Bali ini saya lihat banyak sekali petak yang hanya berukuran 1 kali setengah meter. Dan rata-rata subur. Saya tidak tahu latar belakangnya.

Hari ini saya bertanya pada 6 orang teman peserta tour itu. Pertanyaan saya adalah lebih memilih mana kalau di ajak dolan lagi, ke Bali atau Lombok? 3 orang memilih Bali, dengan alasan yang kalau saya simpulkan kurang lebih sama, yaitu:
1. Bali lebih bersih.
Tuh kan!!! ya maaf kalau saya bilang Lombok kotor.
2. Bali punya lebih banyak pilihan tempat wisata.
Sebenarnya saya kurang setuju dengan pendapat ini, Lombok juga punya banyak pilihan, cuman kotor, hehe.
3. Tidak terlalu banyak terganggu dengan pedagang asongan.
Ini saya setuju sekali. Pedagang asongan di Lombok tidak mengenakkan sekali kalau jualan. Cara-cara memelas seperti orang mengemis masih di pakai. Haduh....!

Tiga orang teman yang lain lebih memilih Lombok, alasan mereka begini:
1. Lombok lebih alami.
Menurut saya lebih alami berarti lebih ndeso, lebih asli, lebih tidak tertata, lebih kotor.
2. Lebih banyak yang bisa dikembangkan.
Lombok menyimpan banyak potensi sebenarnya. Keasli-ndeso-semrawut-kotor-annya memang bisa jadi sesuatu yang tidak nyaman di lihat, tapi juga sejujurnya saya lebih suka tempat yang seperti itu, minus asongannya loh!

Saya tidak tahu apakah teman-teman yang -katanya- lebih memilih Lombok itu didasari oleh preferensi mereka yang sebenarnya atau karena semangat membela yang marginal lemah terpinggirkan itu. Besok saya akan tanya lagi.

Bagaimana? Ada yang punya pendapat lain? Pilih mana? Bali atau Lombok?

NAMA ANDA - 05.34

Sabtu, 09 Agustus 2008

Menulis? Kenapa harus di tunda?

Sabtu, 09 Agustus 2008

Rupanya memang agak sulit untuk menulis, terutama jika kegiatan ini sudah lama tidak lagi dilakukan. Dulu, ketika saya masih SMP dan SMA, saya secara rutin menulis. Beberapa hari yang lalu, ketika saya berberes-beres kamar, saya menemukan beberapa buku tulis yang di dalamnya ada beberapa tulisan dan puisi yang saya buat. Beberapa membuat saya tersenyum, beberapa membuat saya sedih, dan beberapa membuat saya dengan jelas dapat mengingat peristiwa tertentu dengan jelas. Tulisan saya itu juga membuat saya terkejut, bahwa dulu, saya bisa menulis!!!

Pekerjaan saya yang sekarang sebenarnya menuntut saya untuk banyak menulis. Atau paling tidak memaksa saya untuk berurusan dengan pena dan kertas. Tetapi kenyataannya, justru tidak banyak tulisan saya yang layak dibaca-ulang. Tidak jelas apa penyebabnya. Mungkin ada peralihan perhatian yang saya alami. Atau mungkin juga karena saya tidak lagi punya banyak waktu untuk berbincang dengan diri saya sendiri. Sehingga menulis menjadi sesuatu yang tidak ada dalam prioritas keseharian saya lagi.

Selain itu, saya juga menyadari, sekarang saya tidak lagi pernah membaca dalam artian yang sebenarnya. Saya tidak lagi bisa menyelesaikan sebuah novel dalam semalam. Tidak lagi secara rutin mengunjungi perpustakaan. Membaca, lebih banyak saya lakukan untuk mempersiapkan pekerjaan saya. Saya tidak lagi menikmati membaca sebagai kegiatan rekreatif-inspiratif. Jujur saja, saya iri dengan ayah saya, yang tidak tamat SD dan seorang petani, tetapi masih punya waktu dan -terutama- kemauan untuk menghidupi otaknya dengan membaca.

Saya sekarang sudah menikah. Jelas ini membawa konsekuensi terhadap kegiatan 'bergila-ria' berbincang dengan diri sendiri. Komputer saya ada di dalam kamar, dan saya sungguh tidak merasa nyaman menulis ketika ada orang lain. Juga sangat tidak enak untuk menolak orang lain -terutama- istri sendiri ketika dia mengajak berbicara atau bercerita, padahal saya sedang di tengah jalan.

Beberapa hari lalu saya menyampaikan gagasan mengenai blog dan email kepada 'kelompok' saya. Sesuatu yang aneh ketika di hari begini banyak anggota kelompok saya yang tidak tahu-mengerti-peduli-kepingin punya atau paling tidak ngeh tentang hal ini. Padahal mereka ini berasal dari kelompok yang secara finansial mampu. Hp mereka paling tidak seharga 1 jutaan begitu. Kasihan juga sebenarnya, mereka punya alat dan fasilitas tapi tidak bisa memakainya.

Ketika saya mewajibkan mereka untuk paling tidak mempunyai account email, beberapa dari mereka cukup antusias. Hampir separuh dari anggota kelompok saya aktif di friendster, tapi rata-rata mereka memakai alamat email fiktif untuk aktivasi friendster mereka. Hanya seperlima dari mereka yang mempunyai account email, dan hanya 4 orang dari sekitar 80 orang yang secara rutin mengakses email mereka. Benar-benar parah.

Untuk selanjutnya, saya akan mengajak mereka untuk aktif juga menulis, dengan mempunyai web-log sendiri.

Menulis? Kenapa harus di tunda?

NAMA ANDA - 06.54
Flag Counter