![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL3JEBbOEbx3vCueQwjdHRNPYV1vMWQHvyeC8E4N_aDihcLhmhqqV1Hm7m7BAh9jsWByEJEx_VLtYWYEGgEN8RFpAkVvkfw1Rng8wQ6r91PeXjVubCzDzZBi-SieAhr0Ci_IAWjGj64VBr/s640/abg+90an.jpg) 
      Masa-masa belum kenal internet, yang punya telpon rumah masih jarang itu   juga pesawatnya model yang puteran bukan yang pencet-pencet, ponsel apalagi,   tapi semua itu tak bikin kita mati gaya. Seperti kata orang bijak, bila ada   keinginan pasti ada jalan.
      "Apa, jalan buntu maksud loe ..?" Bila dalam bahasa Inggris, If there is   a will there is a why, artinya "Ngapain aja sih loe?"
   1. Naksir, ingin menembak si dia
   Pura-pura pinjam buku, lalu kembaliin plus "bonus" puisi cinta   (dibikinin teman sih yang disogok pake permen endog cecak). Ingat lagunya Iwan   FalsBuku ini Aku Pinjam.
      Agak frontal dikit, menaruh surat cinta di laci mejanya. Lebih telak   lagi, bikin pesawat-pesawatan dari kertas, komplit dengan tulisan "I love   you pulll", awas saat mengirimnya jangan sampai nyasar mendarat di hidung   guru BP yang sedang memberi penyuluhan di kelas… Habis itu harap-harap cemas   menanti surat …. penolakan … wakakak ….
      Gimana lebih enak ditolak lewat surat kan ketimbang lewat SMS,   bisa dikumpulin buat kenangan koleksi penolakan yang kesekian … wakakak … Tentu   saja mekanisme pengiriman pesan tersebut rawan penyadapan, dan bisa salah   tembak.
      Maunya mengirim ke Susan, jatuhnya kok ke tangan Susanto .. wah   bisa berabe … Ingat Jean Pattikawa nyanyi, "Surat cintaku yang pertama,   membikin hatiku berlomba ….", atau Kangen, "Kau Tuliskan Padaku Kata   Cinta Yang Manis Dalam Suratmu …", atau Kahitna, "Suratku ini, cerminan luka di   hati …" Kalau sekarang mungkin liriknya berubah kali, jadi "Email cintaku yang   pertama, membikin hatiku berlomba …" Yang jatuh cinta, suratnya disemprot   parfum biar wangi, lha yang putus cinta?
      Ya disemprot Baygon saja … upss janngan deh…
   2. Mau kirim-kirim salam
   Pulang sekolah mampir dulu ke kantor Stasion Radio untuk nitip pesan.   Sore-sore siap di depan radio sambil pasang kuping nunggu pesannya dibacain,   "Ya, buat paman gembul, nirmala dan donal bebek, tadi di kelas   paman gober marah-marah melulu, hati-hati dengan si sirik, buat don kisot   kembaliin kaset genesis gue, buat penyiarnya yang rukun aja ya …,dari ikkyu san   di planet krypton ….
      oya titip lagu madu dan racunnya Ari Wibowo …
      spesial buat samwan yang tega meninggalkanku …."
      Puas deh rasanya …,
      padahal yang dikirimin pesan lagi pada molor semua ….
      Makanya lain kali jangan cuma kirim salam,
      tapi kirim juga laos, temulawak, kunir, dll …. lho?
   3. Mau menelpon lokal siapkan kepengan, dulu sih seratusan perak, yang tipis lho bukan yang tebal.
   Sambil cari-cari telpon umum yang masih utuh, soalnya ada yang cuma   tinggal gagangnya doang, ada juga yang "interior" masih utuh, jebulnya di atas   nggak nyambung ke kabel telpon. Kadang nemu yang jalan, eh dipake tempat   pacaran, atau berteduh waktu hujan.
      Pernah sih nunggu orang selesai telpon, eh dianya ngeluarin recehan   segepok taruh di atas pesawat telpon. Ya udah deh, nyari lainnya aja …. Eh   malah diajarin anak-anak kecil ngunthet koin pake kawat, hayooo …. Masih ingat   pesan nan "mengharukan" ini, "Tiga menit waktu anda sudah habis, silakan   masukkan koin lagi …"
      Duh, koinnya dah habis buat main dingdong ..
   |  | 
NAMA ANDA
| MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI |  | 


 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar